RSS

kami pemuda berkarakter


Kami Pemuda Berkarkter *

Bicara pemuda teringat akan presiden soeharto, rezim  orde baru yang dipimpin selama 32 tahun yang penuh dengan KKN ( Korupsi Kolusi Nepotisme),  tontonan teater negara yang sarat dengan kekerasan, masyarakat menjadi penonton bisu meski terkoyak atas kebrutalan pertunjukan, tak mampu berbuat hanya diam menerima nasib, rakyat yang tidak dimanusiakan, semua mengetahui kisah ini, kemudian muncullah sekelompok mahasiswa ’98 yang bergerak dan dengan gagah berani mengguling pemerintahan tirani. Keberanian, idealisme, dan semangat pemuda kemudian berdampak ke seluruh masyarakat di Indonesia. 
Dari sini mengingatkan kita beberapa minggu lalu 20 mei adalah hari kebangkitan nasional yang seharusnya membuat pemuda merenung dan bersatu padu untuk mencipta karya yang lebih untuk menuju perubahan agar Allah ridho dengan negara ini, menjalankan misi pemuda terdahulu menyerukan kalimat Allah di muka bumi. Pemuda-pemuda luar biasa pada Zaman Rasulullah seperti Sa’ad bin Abi Waqqas (17 th), Ali bin Abi Thalib (8 th), Az Zubair bin Al’awwam (8th), Al Arqam bin Abil Arqam(12th), ja’far bin Abi Thalib (18 th), Usman bin Affan (20th), Mus’ab bin Umar (24th), Bilal bin Rabah (30th)1 , masih banyak lagi sahabat Rasul yang berperan serta menegakkan kalimatullah. Mereka sebagian pemuda yang berperan mengubah wajah dunia atas nikmatya islam yang kita kecap sekarang. Mereka merupakan pemuda yang berani merubah dirinya dengan tarbiyah(pendidikan) Rasulullah di Daarul Arqaam demi mendapatan keridhaan Allah dalam menjalani kehidupan. Tarbiyah menjadikan mereka pribadi unggul dan kuat serta berkarakter islami. Mampu berperan dalam membangaun masyarakat yang islami membantu Rasulullah saw.
Pendidikan (tarbiyah) digaris bawahi disini,tidak salah jika Hamid Fahmy, M. Arifin Ismail, dan Iskandar Amel mengatakan pembangunan masyarakat harus dilandaskan pada konsep pengembangan individu yang mengarah pada pembentukan manusia beradab yang dapat mnghadapi segala problematika kehidupan tanpa kehilangan identitas diri.2  Dan menurut Al- Attas, pembentukan individu yang beradab tersebut,secara strategis, dapat dimulai dari pendidikan universitas, tetapi pendidikan universitas tersebut harus terlebih dahulu diletakkan dan didasarkan pada interpretasi yang benar terhadap hikmah ilahiah sehingga mampu melahirkan sarjana, ulama,  ilmuan dan pemimpin Muslim yang memiliki pandangan hidup islam(berkarakter). Sejarah telah membuktikan bahwa keagungan suatu masyarakat tercermin pada kualitas perguruan tinggi masyarakat tersebut.3
Sedangkan hari ini umat islam lebih banyak mendirikan universitas yang hanya meniru pola dan model universitas barat, yang seharusnya berbeda mulai dari bentuk, konsep, struktur maupun epistmologinya. Al- Attas beranggapan universitas merupakan sebuah institusi yang paling kritis, yang darinya akan bermula kebangkitan dan reformulasi pendidikan dan epistemolgi. Universitas disemua negara, misalnya adalah tempat individu- indvidu ynag menonjol dalam menjalani pendidikan dan latihan.
Al- attas memberikan tujuan dasar misi nabi : Mendidik individu menjadi dewasa dan bertanggungjawab.4 ketika menebarkan pengaruh, suatu negara atau kebudayaan biasanya cenderung mengembangkan kajian-kajian intelektual untuk memperkenalkan khazanah dan warisan keilmuanya.
Sehinggga bisa dikatakan bahwa masalah yang melanda Dunia Muslim dalam beberapa abad ini, bersumber pada institusi-institusi pendidikan tinggi mereka. Dengan itu kita pemuda berada disini sekarang, mengikuti sekolah karakter karena kita berada di universitas dan akan menjadi power of change, dengan pemikiran yang matang, bertanggungjwab dan berislam secara kaffah untuk kembali kedaerah masing-masing untuk membentuk dan manata sistem demi sistem yang masih harus dperbaikin tidak berarti pula dari sekian penjelasan semua orang harus terlibat dalam instasi keguruan, tapi setidaknya setiap orang menjadi guru bag dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Salam pemuda !! kami pemuda berkarakter, berkarakter Islam !!
Harapan itu masih ada,inshaAllah...wallahua’lam..
Pustaka
1.       Al-Mubarakfuri, syaikh Syafiyyurrahman. 1997. “sirah nabawiyah”.jakarta : al-kaustsar
2.       Wan mohd nor wan daud. 2003. “Filsafat dan Praktik Pendidiakn Islam”.bandung : mizann (utk note 2,3,4)
**by : Julia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS