RSS

Belajar dari ustadz Rahmat Abdullah dalam masalah kontemporer jamaah

Berikut percakapan Ustadz Rahmat Abdullah dalam film Sang Murabbi.
“Ane mau curhat nih stad. Ane liat nih Sekarang ngajinya dah pada kendor, tiap liqo yang diomongin politil mulu. Kayanya ga ada omongan selain itu.” Kata mabruri.
Ustadz Rahmat berkata, “Ane paham apa yang antum rasakan, dan temen-temen rasakan. Jadi, ane pengen cerita nih, akh mabruri, tentang monyet,”
“Monyet? Emang kita monyet?” Tanya Mabruri.
Ustadz berkata, “Bukan, maksudnya, ni ibarat, jadi gini, akh mabruri, jadi ada seekor monyet ni. Akh mabruri. Dia naek trus sampe ke pucuk pohon kelapa. Tapi diem-diem ada 3 jenis angin nih yang bukan sembarangan nih angin, ada angin topan, angin bahorok, angin puting beliung. Siap nih, ngincer tu monyet. Siap nih. Plan-plan, plek. Kaga jatoh!”
“Makin kenceng,” Sela Mabruri.
“Makin kenceng aje pagangannnya. Tapi dateng nih, akh mabruri, angin yang sepoi-sepoi nih dateng deh, pelan-pelan, pelan-pelan, diincer tuh ubun-ubunnya tuh monyet diincer. Seeet, seer ngeriep-ngeriep tu monyet, matanya ga ngeliat lagi dah, tangan lepas dah, itungan berapa detik, jatoh dah.” Lanjut Ustadz.
“Jatoh, stad?” Kata Mabruri.
“Subhanallah, akh mabruri, nah ibaratnye begitulah tantangan dakwah kita. Jadi klo kita di uji sama yang sempit, kesedihan, kemiskinan, kuat kita, akh mabrur. Tapi klo kt di uji sma ksenagan, akh mabruri, sebentar doang, plek, jatoh dah. Jadi kesimpulannya nih, akh mabruri, antum jangan jadi monyet.” Ustadz mengakhiri.
Percakapan lain antara Mabruri dengan Ustadz Rahmat Abdullah
“Temen-temen gimana kabar?” Ustadz bertanya.
“Begitulah ustadz, makin jadi-jadi aje. Ngomongnya politik melulu. Ngajinya makan lemah, hamasah sama ruhiyahnya makin tips tuh stad, gimana yah?” Jawab Mabruri
“Akh, antum ingatkan deh, likullim marhaatin rijaluha wa likullim marhaatin masaakiluha. Jadi, setiap marhalah itu ada rijalnya, setiap marhalah ada masalahnya. Jadi, kita, masing-masing kita, ada cobaannya dari Allah swt. Begitu juga dakwah kita. Obatnya, mabruri, adalah kesabaran, keikhlasan antum, pengorbanan teman-teman, dan kita kembali ke asholah dakwah. Kita ngapain dakwah ini, kita cemplung dakwah ini, kita habis-habisan dakwah ini. Kenapa? Karena Allah saja. Kita inget bagaimana Kata Allah swt, bagaimana kata rasul. Udah selesai…” Jelas Ustadz.
“Kita ini udah Gatel stad,” Mabruri menyanggah.
“Paham, paham” Ustadz bicara.
“Keadaannya udah kaya meledak begitu,” Lanjut Mabruri.
“Paham, paham ane. Shobron ‘ala shobron. Antum berikan sabar diatas sabar kepada Allah swt. Allah akan segera dateng dengan jalan keluarnya.” Ustadz Mengakhiri tausiyahnya.
Sedikit saja analisis penjelasan.
Ikhwah fillah, kejadian yang saat ini banyak dibicarakan, ternyata sudah terjadi pada masa Ustadz Rahmat. Namun, ustadz Rahmat menjelaskan dengan sabar dengan penjelasan diatas. Mungkin ini juga yang dilakukan oleh Ustadz Hidayat dan para asatidz lainnya dalam menaggapi masalah ini. Maka, murabbi ane juga mengatakan bahwa periode ini, kita memperkuat kembali kaderisasi kita, menguatkan iman dan ruhiyah kita. Memang, satu mihwar dengan mihwar yang lain tidak boleh putus, mungkin hanya beda proporsi. Namun, hemat ane, mihwar muasasi perlu proporsi yang sangat besar walau mihwar telah berganti.
Ustadz Rahmat juga tidak keluar dari jamaah seperti banyak yang saudara kita lakukan. Shobron ‘ala shobron. Inilah tantangan, bukan dihindari, tapi diselsaikan. Ustadz rahmat juga bercerita tentang seorang al-akh yang dua kali tidak hadir karena ada ayahnya datang dan pekan berikutnya ibunya datang. Allah tidak akan memberikan ujian tambahan jika kita tidak lulus pada ujian pertama. Jika ujian sekarang tidak bisa kita lalui, maka tidak dapat kita pastikan dengan baik bahwa kita bisa melewati ujian berikutnya.
Maka, tidak layak jika seorang akh mengatakan, “Jika Ustadz Rahmat Abdullah masih hidup,,,,” untuk mengkritisi kondisi ummat sekarang. Bahwasannya Ustadz Rahmat telah wafat, namun taujihnya masih bisa kita rasakan. Sebagimana perkataan Abu Bakar dalam menangani masalah Umar yang tidak mempercayai wafatnya Rasulullah. Jamaah ini tidak bergantung pada sesosok manusia, even itu Ustadz Rahmat.
Inilah tantangan dakwah dan diri kita. Selesaikan, dan kita akan mendapatkan tantangan berikutnya yang lebih besar.
Alhamdulillah, Allah mengizinkan ane untuk mendownload film ini sehingga bisa menjadi charger jika masalah dalam jamaah selalu hadir. Teringat dengan buku-buku dan tulisan-tulisan beliau. Ada baiknya, kita mengulang beberapa kata-katanya yang ringan namun berat. Tentu dengan tidak melebihi konsentrasi kita pada Allah dan Rasulnya.
Wallahu A’lam
mengutip dr "ruang belajar garakan intelektual"..subhanallah, syukran
sumber: http://thechangemaker.wordpress.com/2011/04/15/belajar-dari-ustadz-rahmat-abdullah-dalam-masalah-kontemporer-jamaah/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Belajar Dari Kisah Abu Nawas

Abu Nawas yang terkenal humoris, lucu lagi konyol Ia sering kali bikin kerbutan, bahkan sudah sering pula mempermalukan raja di depan umum. Maka sudah wajar raja geram. Murka baginda raja sudah diubun-ubun. Ia ingin membalas perbuatan Abu Nawas itu. Apalagi setelah Raja tahu Abu Nawas takut sama Beruang. Raja segera mengundang Abu Nawas untuk berburu. Raja yakin Abu Nawas nanti akan ketakutan dihutan. 

Suatu hari, rencana berburu itu datang. Para prajuritpun berangkat menjemput Abu Nawas. Dia langsung bergidik mendengar keterangan prajurit yang memberitahu perintah raja. Tetapi, belum sempat rombongan sampai kehutan. cuaca tiba-tiba berubah mendung seperti mau hujan. Saat mengetahui hal tersebut raja mengubah siasatnya dan memanggil Abu Nawas untuk menghadap :

"Wahai Abu Nawas, tahukah kamu kenapa aku memanggilmu?" tanya raja.

"Tuanku, hamba minta ......maaf! Hamba benar-benar tak tahu kenapa Paduka memanggil hamba,"jawab Abu Nawas.

"Kau lihat! hujan akan segera turun, hutan masih jauh, maka kau kuberi kuda untuk menyelamatkan diri dari hujan. Tapi sayang kau kebagian kuda lambat. Nanti siang kita berkumpul ditempat istirahat. Jika nanti hujan turun, kita semua harus bisa selamatkan diri agar pakaian tetap kering. sekarang kita berpencar," perintah raja dengan senyum seakan mengejek kuda yg lamban. Raja dan para prajurit punya kuda yang gagah dan larinya kencang.

Setelah Raja dan para prajurit bergerak, Abu Nawas tertinggal, ia sadar bahwa dirinya sedang dijebak. Raja bersana rombongan menungang kuda secepat mungkin. Namun tetap saja pakaian Raja dan para prajurit basah kuyup saat tiba di lokasi tempat berkumpul. Abu Nawas pun tiba paling akhir dengan kuda lambatnya dan anehnya baju dibadanya tidak basah. Raja terbengong, nyaris tak percaya, karena dengan kuda yg larinya kencang raja tetap basah kuyup. Raja pun memanggil Abu Nawas untuk kembali menghadap :

"Wahai Abu Nawas, mengapa pakaianmu tidak basah walau sudah kehujanan?" tanya raja.

"Tuanku, hal ini karena kuda yang Paduka berikan kepada hamba merupakan kuda pilihan.... sehingga sanggup menghantar hamba sampai ke kempat ini dengan pakaian yang tetap kering" jawab Abu Nawas.

Hmmm.... begitukah?? Kalau begitu, karena pakaianku basah  maka kita tunda saja perburuannya besok..... dan kita bertukar kuda.... aku ingin tahu sehebat apa kuda yang kamu pakai sekarang.

Akhirnya pada hari berikutnya, Raja memberinya kuda yg cepat. Raja memakai kuda lambat yang dipakai Abu Nawas kemarin.... Usai berpencar, hujan kembali turun, bahkan lebih deras dari hari kemarin. Dan Rja beserta prajuritnya pun berlari dengan sekencang-kencangnya. Namun, wajar jika raja dan prajurit basah kuyup karena kuda yg ditunggangi raja lambat larinya.

Tatkala waktu berkumpul tiba, Abu Nawas sudah lebih awal santai ditempat peristirahatan. Raja dan rombongan menyusul dengan pakaian basah kuyup lebih dari kemarin. Lagi-lagi Raja heran melihat pakaian Abu Nawas tetap kering. Maka Rajapun penasaran.

"Wahai Abu Nawas, ternyata kamu berbohong kepadaku.... kemarin kamu bilang kuda yang  kupakai sekarang ni merupakan kuda pilihan. Tetapi, kuda yang benar-benar lambat. Yang aku herankan mengapa engkau tak basah kuyup walaupun menunggangi kuda yang manapun juga?" tanya raja.

"Mohon ampun Paduka... hamba tidak berbohong.... kuda yang hamba pakai kemarin memang benar-benar kuda pilihan dan kuda yang hamba pakai sekarang ini lebih pilihan lagi.... dan mengenai pakaian hamba yang kering jawabannya sangat gampang." Jawab Abu Nawas.

"Gampang bagaimana? Tatkala aku memakai kuda kencang, aku tak bisa mencapai tempat berteduh, apalagi kuda lambat.

"Maaf Baginda...., sebenarnya hamba tidak menyelamatkan diri. Ketika hujan turun, Hamba cepat-cepat melepaskan pakaian, kemudian melipat dan mendudukinya dengan rapat agar tidak basah diguyur hujan. Hamba lakukan sampai hujan kembali reda," Jawab Abu Nawas memecahkan penasaran baginda raja.


Hikmah dari kisah di Atas :

Apa yang dilakukan oleh baginda raja merupakan hal yang umum dilakukan orang-orang jaman sekarang. Banyak orang yang mempunyai tujuan tertentu.... namun langkah-langkah yang mereka ambil tidak FOKUS kepada tujuan yang hendak mereka capai tersebut. Namun justru memfokuskan diri kepada hal-hal yang lain. Akibatnya apabila mereka gagal mencapai tujuan mereka.... seringkali mereka menyalahkan segala keterbatasan yang mereka miliki.... entah berupa minimnya uang, tenaga ataupun sarana transportasi yang mereka miliki.... Jadi antara tujuan yang mereka tetapkan dengan langkah-langkah yang mereka ambil tidak sejalan dan bahkan saling bertentangan. Sehingga wajar saja bila mereka tidak dapat mencapai tujuan mereka.

Jadi apabila kita mempunyai tujuan tertentu.... maka kita harus memfokuskan diri pada tujuan kita tersebut walaupun dengan segala keterbatasan yang ada pada kita. Dan langkah-langkah yang kita ambil harus sejalan dengan tujuan tersebut.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

makna " al birr"


Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al Atsari
MAKNA "AL BIRR"

Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam (artinya) : "Al Birr adalah baiknya akhlaq". (Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya Nomor 1794).

Al Birr merupakan haq kedua orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan menyia-nyiakan haq..

"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa yang mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al ‘Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya."  (Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur 5/259)
Berkata Urwah bin Zubair mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua tentang firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan." (QS. Al Isra’ : 24). Yaitu: "Jangan sampai mereka berdua tidak ditaati sedikitpun".  (Ad Darul Mantsur 5/259)

Berkata Imam Al Qurtubi mudah-mudahan Allah merahmatinya: "Termasuk ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh karena itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan). (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238).

Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah mudah-mudahan Allah merahmatinya: Berkata Abu Bakr di dalam kitab Zaadul Musaafir "Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali". (Ghadzaul Al Baab 1/382).

HUKUM BIRRUL WALIDAIN

Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalan) nya.

Berkata Ibnu Hazm, mudah-mudahan Allah merahmatinya: "Birul Walidain adalah fardhu (wajib bagi masing-masing individu). Berkat beliau dalam kitab Al Adabul Kubra: Berkata Al Qodli Iyyad: "Birrul walidain adalah wajib pada selain perkara yang haram." (Ghdzaul Al Baab 1/382)

Dalil-dalil Shahih dan Sharih (jelas) yang mereka gunakan banyak sekali , diantaranya:

1. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak". (An Nisa’ : 36).

Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan perintah disini menunjukkan kewajiban, khususnya, karena terletak setelah perintah untuk beribadah dan meng-Esa-kan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini. (Al Adaabusy Syar’iyyah 1/434).

2. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (QS. Al Isra’: 23).

Adapun makna ( qadhoo ) = Berkata Ibnu Katsir : yakni, mewasiatkan. Berkata Al Qurthubiy : yakni, memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan. Berkata Asy Syaukaniy: "Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan dan beribadah kepada-Nya, ini pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka berdua, sedangkan membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka, maka ini adalah perkara yang tidak bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul Qodiir 3/218).

3. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya): "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu." (QS. Luqman : 14).

Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua "Tiga ayat dalam Al Qur’an yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) : "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu", Berkata beliau. "Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya)
dengan sebab itu." (Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi hal 40).

Berkaitan dengan ini, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassallam bersabda (artinya) : "Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua"  (Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516).

4. Hadits Al Mughirah bin Syu’bah - mudah-mudahan Allah meridhainya, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam beliau bersabda (artinya): "Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta".  (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).

KEUTAMAAN BIRRUL WALIDAIN

Pertama : Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: "Sholat tepat pada waktunya", Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam "Berbuat baik kepada kedua orang tua". Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Berjihad di jalan Allah". (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).

Kedua : Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….", hingga akhir ayat berikutnya : "Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (QS. Al Ahqaf 15-16)

Diriwayatkan oleh ibnu Umar mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Apakah Ibumu masih hidup?", berkata dia : tidak. Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Kalau bibimu masih

ada?", dia berkata : "Ya" . Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Berbuat baiklah padanya". (Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).

Ketiga : Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
Dari Abu Hurairah, mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Celakalah dia, celakalah dia", Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga". (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).

Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : "Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Apakah kamu masih memiliki Ibu?". Berkata dia : "Ya". Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : "Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya". (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)

Keempat : Merupakan Sebab keridhoan Allah
Sebagaiman hadits yang terdahulu "Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua".

Kelima : Merupakan Sebab Bertambahnya Umur
Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : "Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim".

Keenam : Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
Dalilnya, sebagaimana hadits sebelumnya.
Wallahu a’lam

sumber: salafy.or.id
judul asli : berbakti pada orang tua

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAB. I Tujuan NIkah

pengajian khusus putri memang perlu diadakan dan akan lebih menolong serta memudahkan para wanita dalam menjalankan dienul islam. ini disebabkan karena wanita memang mempunyai persoalan-persoalan khas yang sering kali sulit untuk ditanyakan di hadapan banyak pria ( kalau daam bahasa jawanya itu : rikuh)
disamping itu pengajian khusus wanita ini tidak terlarang bahkan ada contoh.
karena sifatnya yang khusus ini maka bahan-bahan ynag disampaikan disini nantinya kan lebih banyak menjurus pada hal-hal yang akan merupakan kepntingan wanita, atau hal lain yang amat rapat hubungnnya dengan kepentingan wanita dan rumah tangga. disini saya akan berbagi sedikit hasil dari kajian as-sholihaat yang tiap pekan kita hadiri..insyaAllah..

BAB I. TUJUAN Nikah.
ada beberapa surat yng mempertegas  tentang tujuan nikah, anda bisa membuka mushab sendiri..
1. ( QS. Ar-Rum 30 :21) yang artinny " dan sebagian dari ayat-ayat-Nya(=tanda kekuasaan) itu bahwa Dia menciptakan untuk kamu sekalian tu dari kalian sendiri akan jodoh-jodoh supaya alian tinggal (tenang) padanya dan Dia menjadikan diantara kalian itu akan percinaa dan kasih sayang: sesungguhnya ynag demikan itu menjadi ayat-ayat untuk orang-orang yang sama berfikir."
dan ada lagi ayat yang berbunyi " orang-orang laki itu jadi penegak (=pemimpin, pengatur) atas para wanita dengan sebab apa yang Allah telah lebihkan sebagian dmereka (laki-laki) atas sebagian yan lain( wanita) dan dengan sebab apa-apa ynag mereka (laki2) telah belanjakan dari harta benda mereka."
ada lagi ayat yang berbunyi " maka wanita2 yang baik itu adalah wanita-wanita yang tundk kepada Allah, yang menjaga kehormatan/dirinya dalam keadaan ghaib dengan apa yangAllah telah peliharakan."
ada lagi surah ( Qs. An-nisa'4:34) ynag berbunyi :" dan perempuan2 yang kalian khawatirkan nusyuz mereka itu maka nasehatilah mereka di tempat-tempat tidur dan atau pukullah mereka, maka jika mereka ( wanita2) itu mentaati kalaian (laki2) maka jangan lah kalian mencari jalan atas( menyusahkan) mereka, sesungguhnya Allah itu maha tinggi, Maha besar.".

Berdasarkan ayat-ayat diatas diketahuai bahwa tujuan nikah itu adalah
...
1. Supaya orang jadi tenang dan tinggal pada jodohnya..
2. untuk melaksanakan amanat Allah : memimpin ( bagi laki-laki) dan dipimpin ( bagi wanita)
3. Nikah untuk mendapatkan dan menghalalkan "pakaian"
4. untuk mendapatkan keturunan / berbanyak-banyak..
adapu penjelasan lebih lanjut,,cooming soon,,,:)







 
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Keutamaan Sahabat


“ Keutamaan sahabat”
            Sahabat secara istilah : “orang yang bertemu dengan nabi, beriman kepada beliau, dan meninggal dalam keadaan beriman”.
“Amalan” itu tergantung penutupnya.
*Orang beriman tidak bertemu nabi maka dia bukan sahabat,thabiin, thabiat, thabiin dan setelah mereka.
*orang kafir yang bertemu nabi juga bukan sahabat.
Berbagai pendapat tentang “sahabat”..Menurut
ibnu katsir : sahabat adalah orang yang melihat Rasul dalam keadaan muslim, walaupun dia tidak meriwayatkan sesuatu dari Rasul.
Bukhari : barang siapa yang menemani Rasul, atau melihat dari kaum muslimin, maka dia sahabat,
Keluarga nabi merupakan sahabat.
7 anak Rasul, 3 laki-laki dan 4 perempuan,
3 laki-laki adalah , al-qosim, abdullah, ibrahim,
4 perempuan, rukhoyah, ummu kultsum, zainab, dan fatimah.
Semua itu adalah anak dari khadijah kecuali ibrahim anaknya mariah r.a.
            Istri nabi meruoakan shahabiyah dan ummahatul mu’minin, istri nabi ada 13 dan 2 cerai, kemudian yang wafat adalah khadijah dan zainab, kemudian yang lainnya( yang 9) beliau ynag meninggalkan mereka terlebih dahulu ( meninggal dunia).
            Dalam surah al-hasyr ayatul iman bu’dun anshar.
1.     Tanda keimanan, adalah dnegan mencintai orang-orang anshar(para sahabat).
2.    Tanda kemunafikan, membenci orang-orang anshar. H.R. Bukhari Muslim.
Kemudian muhajirin masuk dalam kategori anshar ( karena muhajirin lebih utama dari pada anshar).
Sehingga tali keimanan yang paling kuat adalah
Jika mencintai karena Allah dan benci karena Allah ada 3 perkara.
1.     Lebih cinta pada Allah dan Rasul-Nya,
2.    Tidak mencintai seseorang karena Allah
3.    Benci kembali kepada ke kufuran. Sebagaimana dia benci di lemparkan ke neraka.
Imam At-Thahawiwah mengungkapkan cintanya.”kami mencintai para sahabat Rasullullah SAW.”

Imam malik berkata.”dahulu para salaf mengajarkan aku cinta kepada abu bakar dan umar sebagaimana cinta kepada Al-Qur’an.”

Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka merka sebagian dari mereka.

Meyakini sahabat memiliki keutamaan banyak.
1.     Para sahabat adalah sebak-baik makhluk setelah nabi(Ali-Imran:110)>untuk para sahabat kaidah-kaidah penting dalam penerapan amar ma’ruf nahi munkar.
Yakin, sesutau ynag kita sampaikan itu baik,jika menyataan sesuatu itu munkar, harus yakin bahwa itu munkar. Punya kemampuan (kekuasaan) untuk memberantas kemunkaran dengan tangan,
2.    Perang hudaybiyah(At-fath :18)
At-taubah :100
“ jika ingin keridhaan Allah, tidaka ada  yang lain kecuali mengikuti jalan beragama sahabat.”
“orang ynag engikuti sahabat dengan baik, Allah akan ridha dengan mereka.”
3.    Pujian Allah atas mereka dana balasan yang lebih baik ( al-hadid:10)
4.    Pujian Allah kepada mereka dan Allah mensipati mereka kerja keras dan menyayangi diantara mereka dan memuji mereka karena banyaknya amalan mereka.(al-fath :29)
ASSYIDDA ALA KAFFAR!!!!
            Mereka orang2 yang ikhlas, hanya mencari keridhaan Allah. Tanda-tanda mereka ada pada wajah-wajah mereka, bekas sujud.
Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, menjadikan tanaman itu kuat
Para sahabat = tunas.
Allah hendak menjengkelkan orang-orang kafir.
Keberadaan para sahabat, menguatkan Rasull,





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS