RSS

Belajar dari Penjual Nasi Goreng


Belajar dari Penjual Nasi Goreng
            Senja mulai enggan menampakkan dirinya, menyembunyikan kecantikan dan keelokkan untuk sesaat, berganti gelap menguasai, bertanda waktu magrib telah tiba. Seorang remaja asik mengayuk sepeda onthelnya sedari mengajar private. Dengan agak tergesa dia tiba didepan penjual nasi goreng dan mie rebus, dy masih mikir mau beli apa ya?, azan pun berkumandang..si penjual tergesa2 bertany, “ beli apa dek?” tanya si istri si penjual.
“hmmm apa ya bukk,bentar ya”, jawab si gadis sambil mikir. “ nasi goreng aja ya, tuh udah jadi dek, udah azan ini saya mau sholat dulu” tukas di bapak nasi goreng.  “o ya sudah, nasi goreng ja bu“ pasrahnya.
“ oh iya dek, itu sudah di buatkan,tinggal dibungkus kok” ibu menguatkan pilihan si gadis.
            sepasang suami istri ini penjual nasi goreng di malam hari, sang istri bekerja sebagai penjual sate keliling kalau siang hari, dan membantu suaminya kalau sudah magrib untuk mendagangkan nasi goreng dan mie rebus. Tiba-tiba si bapak nyelonong aja pergi kemasjid, sambil bawa dompet jualan. Si gadis bertanya “ ibu kalau sholat gimana bu? Gantian ya? Gantian jaga jualan?”, dengan terburu2 sambil bungkus nasgor ibunya bilang “ gak, gak dek”.
si gadis masih bingung “ ibu gak sholat maksudnya?, atau lagi gak sholat sekarang?” dengan wajah lugunya.
            “ ini dek, 7000 ya” potongnya si ibu.” Ini buk” Si gadis  sambil mengeluarkan uang 50000 rupiah, “ wah, dompetnya tadi dibawa bapak e dek,gak ada uang kembalian, ya udah bawa dulu saja gak papa, lain kali bayarnya, ibu sudah telat ini mau sholat ya dek”sambil ngeluyur gitu aja pergi menuju masjid. Tertegun si gadis pembeli, dalam benaknya” subhanallah, suami istri itu betapa istiqomahnya terhadap agama ini, mereka tidak mau ketinggalan sholat berjama’ah dan betapa yakinnya mereka akan janji-Nya, bahwa rezeki itu ada yang mengatur yaitu Allah. si ibu tidak bertanya-tanya nama si gadis siapa, rumahnya dimana, takut kalau ternyata nanti gak bayar dan kabur gitu aja”,
            ahh jadi malu, merah padam muka si gadis, karena baru sadar sudah magrib dia masih keluyuran, orang sudah berwudhu dan mengambil posisi manis untuk mendapat tempat yang paling dekat dengan-Nya, paling dekat Rabb-Nya, agar bisa khusyu sholat tanpa tergesa-gesa,tapi dia masih di luar. Mengurusi hal yang sepele.
            pulang akhirnya si gadis, satu hari terlewati, ternyata dia tidak juga membayar nasgor karena lupa, ingat2 sudah jam 9 malam, dua hari pun terlampaui, belum juga ia membayar karena lupa. Akhirnya hari ketiga, ia bayar karena teringat selesai mengajar dan melewati tempat jualan ‘nasgor’ kemaren tepatnya jam 20.00. “ assalamu’alaykum” salam si gadis yang mengagetkan si bapak dan ibu. “ wa’alaykumsalam” dengan wajah ramah biasa menerpa di hadapan. “ masih inget sama saya bu?, kemaren yg hutang nasgor belum bayar, 2 hari yang lalu dink buk, maaf ya kemaren mau kesini lupa terus” dengan wajah malu2..hihihih.
“ oh iya dek, gak apa2, biasa manusia lupa” jawab ibu penjual membesarkan jiwa. “ pesen lagi ya buk, kemaren nasgor sekarang mie rebus aja deh” sambung si gadis sambil cengingisan.
            dengan gaya SKSD( sok kenal sok dekat) yang mulai keluar, si gadis banyak bertanya pada si ibu yang lagi duduk, dan bapak yang menyiapkan pesanan. Ternyata mereka berasal dari madura asli, ke jogja merantau mengadu nasib mencari rezeki untuk menafkahi dan menyekolahkan anak-anak yang tetap tinggal di madura sana. Kalau tidak salah anak mereka ada 4, satu sudah menikah dan punya cucu 1, lainnya masih bersekolah SMP, dan SD, sedangkan yang nomer 4 tidak berumur panjang(innalillah...) smg dapat tempat yg baik.  
Panjang cerita, entah nyambung kemana-mana obrolan, sehingga menyinggung tentang mekkah, tentang umrah dan haji, “ pengen banget dek kesana, bertemu rasulullah, menjalankan sunnahnya rasululllah,insyaAllah semoga bisa kesana dek” harap bapak nasgor sambil masak. “ aamiin, nanti kesananya kalau belum bisa berdua, satu-satu dulu ya pak-bu?” tanya si gadis dengan nada bahwa pernyataannya benar.” Gak dek, kita harus berdua, kalau uangnya nanti belum cukup, ya kita nabung lagi dek, pokoknya tetap harus berdua dek, karena kita berjuang juga berdua, jadi harus bersama dek kesananya” tiba-tiba si ibu mengungkap dgn mata bekaca2 da suara agak parau sambil bungkus nasi.
            usia si ibu 35 tahun, gak jauh beda dengan si suami, dengan Percaya Diri mereka bilang, insyaAllah pasti akan dimudahkan menuju tanah suci itu.  Memang selama Allah bilang “ terjadilah, maka terjadilah”. Karena itu pasangan penjual nasgor ini tidak pernah meninggalkan sholat dan senantiasa berdo’a pada Rabb-Nya, untuk menggapai cita2. Selain berhaji, mereka mempunyai cita si anak yang dua kecil itu hapal Al-Qur’an, subhanallah... begitu besar cita2 dan perjuangan mereka. Optimis untuk terus berikhtiar, dan yakin akan janji-Nya dengan selau bermunajat pada-Nya, itu lah yang dilakukan pasangan suami-istri ini.
            Si ibu bilang, kalau dia yang dahulu mengajari si bapak( tentang agama mungkin maksud si ibu), dan si bapak sekarang begitu istiqomah dalam menjalankan agamanya. Subhanallah mereka saling mengingatkan, mengajak dan menguatkan dalam kebaikan satu sama lain. semoga mereka di mudahkan dan d kuatkan untuk menuju tanah suci dan dikabulkan harapannya harapannya. Semoga kita yang masih muda juga tidak mudah menyerah akan cita-cita yg tinggi, karena yakinlah ada Allah di setiap langkah kita, jika kata Allah “ terjadilah, maka terwujudlah mimpimu.”InsyaAllah Allahummaaamiin..Allahua’lam wa rasulullah................................................................................

NB : Nasgor samping depan Uzlifatul jannah “ pak kumis” ..................................................................


            
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS